Search

Friday, February 8, 2013

Kain lurik

Kain lurik adalah salah satu kain tenun nusantara yang tumbuh dan berkembang di Pulau Jawa. Kain tenun yang berasal dari daerah lain yang menyerupai lurik juga terdapat di daerah lain, misalnya kain ulos yang merupakan kain tradisional Batak, kain ikat dari Nusa Tenggara, juga kain songket dari Sumatera Barat, dan Kain Buton. Kain tenun lurik dengan motif yang berbeda juga ditemukan di Bali.



Berbagai penemuan sejarah memperlihatkan bahwa kain tenun lurik telah ada di Jawa sejak zaman pra sejarah. Ini dapat dilihat dari berbagai prasasti yang masih tersisa, misalnya Prasasti peninggalan zaman Kerajaan Mataram (851 – 882 M) menunjuk adanya kain lurik pakan malang. Prasasti Raja Erlangga dari Jawa Timur tahun 1033 menyebutkan kain tuluh watu, salah satu nama kain lurik. Demikian juga pemakaian selendang pada arca terracotta asal Trowulan di Jawa Timur dari abad ke 15 M (museum Sonobudaya, Yogyakarta) juga memperlihatkan pemakaian lurik pada masa itu. Yang lebih memperkuat pendapat bahwa tenun telah dikenal lama di Pulau Jawa adalah pemakaian kain tenun pada arca-arca dan relief candi yang tersebar di Pulau Jawa.

Tiga daerah utama penyebaran Lurik di Pulau Jawa adalah Yogya, Solo dan Tuban. Adapun alat tenun yang paling awal dikenal adalah alat tenun gendong yang tidak banyak berubah bentuknya dari dulu sampai sekarang. Alat tenun yang lain adalah alat tenun bendho. Alat tenun yang lebih modern dikenal dengan istilah ATBM (alat tenun bukan mesin). Generasi terakhir alat tenun dikenal dengan istilah ATM (alat tenun mesin).

Alat tenun gendong adalah alat tenun sederhana yang terdapat dalam 2 bentuk (terdiri dari 2 jenis alat yaitu tenun gendong discontinuous wrap dan tenun gendong continous wrap.

1       2       3       4       5       6       7       8       9        10.....

No comments: